saint monica jakarta school sunter - Kecuali himbauan terhadap pihak sekolah, Kementerian Pengajaran dan Kebudayaan (Kemendikbud) lewat akun instragram resminya juga mengajak ayah dan ibu untuk berperan aktif dalam melawan bahaya terorisme. Dikutip dari @ kemdikbud.ri, ayah dan ibu bisa berbincang-bincang terhadap buah hati untuk mengerjakan sebagian hal berikut:
1. Hindari paparan kepada layar kaca dan media sosial terutamanya yang memperlihatkan gambar dan adegan menyeramkan bagi kebanyakan buah hati, terutamanya buah hati di bawah umur 12 tahun.
2. Identifikasi rasa takut buah hati yang mungkin berlebihan. Pahami bahwa tiap-tiap buah hati mempunyai karakter unik. Jelaskan bahaya terorisme sungguh-sungguh jarang tetapi kewaspadaan konsisten dibutuhkan.
3. Cari tahu apa yang mereka pahami. Bahas secara singkat apa yang sedang terjadi mencakup fakta-fakta yang sudah terverifikasi. Ajak buah hati untuk tak lantas percaya pada rumor, info, dan spekulasi.
4. Kasih peluang siswa untuk menyuarakan perasaannya seputar tragedi/kezaliman yang terjadi. Nyatakan dengan terang rasa kesedihan kita kepada para korban dan keluarganya. Jikalau ada rasa amarah, arahkan rasa kemarahan pada target yang ideal adalah pada pelaku kezaliman, bukan pada identitas kelompok tertentu yang didasari pada prasangka.
5. Jalani kehidupan keluarga bersama secara normal untuk memberikan rasa nyaman serta tak patuh pada tujuan terorisme mengganggu kehidupan kita. Kebersamaan dan komunikasi rutin penting untuk mensupport buah hati.
6. Ajak buah hati berbincang-bincang dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI, petugas kesehatan yang sudah melindungi, melayani dan menolong kita di masa tragedi.
Diskusikanlah lebih banyak seputar sisi kesiapan dan keberanian mereka ketimbang sisi kezaliman pelaku teror. Kecuali seputar peran sekolah melawan kezaliman terorisme lewat informasi grafis, Kemendikbud juga mempersembahkan ikut serta berduka cita atas kejadian meledaknya bom di gereja di Surabaya.
Kemendikbud juga mengimbau terhadap dunia pengajaran untuk melihat hal-hal berikut:
1. Supaya tak membagikan foto-foto atau video kerusakan dan korban. Foto dan video yang menyeramkan merupakan salah satu bentuk teror dan provokasi. Menyebarkan foto dan video seperti itu ialah tujuan dari teroris. Kita tak ingin menjadi alat dari tujuan teroris.
2. Tak membagikan berita/informasi yang tak terang sumbernya. Dapat jadi yang kita sebar merupakan hoaks dan ialah taktik memperbesar akibat teror lewat media sosial.
3. Konsisten buka mata dan alat pendengaran, jaga kejernihan pikir; bersatu dalam doa dan solidaritas. Indonesia, bersatu melawan terorisme!
Sumber: saint monica jakarta